Daftar Blog Saya

Senin, 21 Desember 2009

(Ada) Pasar Tumpah di Jakarta

Jika ada pemberitaan tentang Pasar Tumpah di Jalur pantura ketika mendekati waktu musim "Mudik" Lebaran, itu bukan berita. Tapi kalau ada Pasar tumpah dijakarta mungkin orang akan bertanya-tanya. Di daerah mana?

Pada gambar yang berhasil saya abadikan di daerah Cijantung dari arah Jalan Lebak Para menuju Kopasus, ada semacam Pasar Tumpah mini. Memang, sih, tidak cukup pantas dikatakan "pasar" karena yang dagangnya cuma segelintir. Tapi kalau Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, kemudian ada trannsaksi, ya, bisa juga dong?

Tanpa memperhatikan keselamatan sendiri dan juga para pengendara kendaraan roda dua--roda empat dalam waktu normal tidak bisa masuk--yang lumayan padat, terutama pagi dan sore, dengan tenang dia menunggu pelanggan dan meleyaninya ketika mereka datang.

Untuk mereka yang berkeinginan memanfaatkan telefon umum harus bersabar sampai si Mbok beres beres dagangannya nanti siang.

Tak tahu siapa yang salah. Mungkin Si Mbok pedagang atau mungkin para pembelinya. Atau Pak RT dan Pak RW yang "tidak" menegur. Tau tidak ada yang salah karena sudah dianggap biasa?

Rumput yang bergoyang tak bisa berkata apa-apa.

Menggantikan Tugas Polisi

Jika anda sering melintasi jalan simatupang dari arah pasar rebo, anda akan menjumpai seorang Bapak yang dengan sigap dan bersemangat "mengatur" lalulintas di lampu merah pertama setelah perempatan Pasar Rebo.


Si Bapak menjadi menarik karena, maaf, tubuhnya yang cebol. Jika dia tidak ada, lalulintas di sini sangat kacau. Kendaraan, terutama, dari arah barat yang akan belok ke arah kopasus, biasa seenaknya nyelonong tanpa mempedulikan warna lampu lalulintas yang sedang menyala. Tapi bukan berarti kalau Si Bapak Cilik ini ada, pengemudi menjadi semakin teratur.

Saya acungkan dua jempol jari untuk "pahlawan tanpa tanda jasa" ini. bukan, bukan karena mampu membuar lalulintas menjadi semakin tertib dan disiplin, tapo karena kegigihannya dalam "menunaikan tugas. Bravo, Pak!

Selasa, 08 Desember 2009

Ada Cinta Ketika Hujan Turun

Ketika hujan mulai turun, cinta itu mulai menampakan batang hidungnya. Mulanya sih ragu dan malu, tapi selanjutnta? Terserah anda...!




















Pura pura garuk kepala ah. Padahal emang udah "gatel".





















Tangan di punggung kan ngak apa apa, yah?





















Tapi kok makin dingin aja nih. Mumpung lampu mati lagi. Ini baaaaaruuuuu uenaaaaaaak!

Senin, 07 Desember 2009

Prita, Itulah Akibatnya kalau coba-coba…

Sebuah gempa bumi berkeuatan lebih dari tujuh skala Richter kembali mengguncang bumi nusantara. Akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa walau pun belum dilaporkan adanya korban jiwa.


Dengan episentrum di kota tetangga Jakarta, Tangerang, efeknya bisa dirasakan di setiap penjuru negeri. Jutaan simpati untuk korban utama Prita, berton ton antipasti terhadap si pendorong gempa yang sarat uang dan juga keangkuhan , bergalon galon ketidakpercayaan terhadap penegakan hukum dan keadilan, sampai terkumpulnya berkaleng kaleng koin kepedulian terhadap sesama yang sedang dilanda prahara karena keadilan sedang diujung fase menuju kematian menjadi bukti betapa dahsyatnya akibat gempa itu.


204 juta dalah sebuah ongkos yang harus dibayar korban utama gempa akibat kebodohannya. 204 juta adalah sebuah harga yang sangat wajar untuk seorang anak manusia yang ceroboh karena menyeberang jalan tanpa lihat kiri kanan di sebuah lalulintas dimana monstyer-monster bertampang manis dan terhormat baerseliweran yang tanpa ampun akan melindas siapa saja yang tidak hati-hati melangkahkan kakinya.


“Itulah akibatnya kalau bermain-main dengan kami,” mungkin itu kalimat yang keluar dari mulut mereka yang cantik tapi beracun serangga mematikan itu ketika mendengar dendang suara merdu sang pengadil memutus perkara dan dentam nyaring palu hakim tiga kali berturut-turut.


Tapi nampaknya gempa dahsyat itu bukan yang terakhir. Itu hanyalah satu episode dari serangkaian episode. Sebagian telah dimainkan dan setidaknya satu atau dua episode lainya akan segera menyusul.

Episode ke depan mungkin akan semakin meluluhlantakan Prita dan sekian juta manusia penduduk negeri yang hatinya masih berfungsi. Atau mungkin membalikan akibat dari gempa menjadi menentramkan jiwa yang haus akan penegakan hukum dan keadilan seperti yang seharusnya.


Dengan sebuah ketapel kebenaran dan keadilan yang didukung oleh keyakinan kebenaran, David mampu membidik jatuh Goliat yang gagah berani, pongah, dan serakah.

Ketika waktunya tiba, koin-koin manusia liliput itu akan menghunjam tepat ke dalam ulu hati raksa bergelimang permata yang sombong itu.


“Kami para liliput bersamamu, Prita!

Selasa, 01 Desember 2009

Curug Cilember Puncak


Curug Cilember berlokasi di daerah Bogor. Tepatnya berada di Desa Jogjogan Keca-matan Cisarua, 20 Km dari Bogor. Bila me-ngendarai mobil dari Jakarta bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Banyak yang belum mengetahui keberadaan dan keindahan dari Curug Cilember ini. Padahal Curug Cilember mempunyai daya tarik tersendiri, dengan kesejukan alamnya yang terasa segar dan alami. Begitu mendekati area wana wisata Curug Cilember, Anda sudah bisa merasakan nuansa kesejukan dan kesegaran, diiringi gemericik air laksana musik nan merdu, ditambah pula dengan panorama alam yang begitu indah.

Keramahan alam, dengan bunga Anggrek yang begitu mempesona baik yang alami maupun hasil silang turut menyambut kedatangan Anda setiba disini. Anda dapat menyaksikan kecantikan 12 spesies satwa kupu-kupu di taman bunga. Satwa ini terpelihara dan terjaga dengan baik.

Disini terdapat pula Laboratorium penangkaran kupu-kupu yang akan melengkapi pengetahuan Anda tentang satwa kupu-kupu dari berbagai jenis. Selain itu, kami menyediakan Camping Ground, untuk Anda yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke obyek utama Curug Cilember.

Bagi Anda yang ingin bermalam disini, tersedia fasilitas penginapan yang berada diantara pohon-pohon pinus yang rindang. Salah satu obyek yang menarik disini adalah terdapatnya tujuh (7) curug berurutan dengan airnya yang jernih, segar mengalir sampai ke sungai Cilember, Cisarua. Semuanya dapat kita nikmati dengan berjalan mendaki di sela-sela pohon Pinus. Untuk sampai ke Curug yang ke tujuh waktu yang ditempuh lebih kurang 3 jam berjalan kaki.

Bagi Anda yang mempunyai hobi hiking maupun tracking, setelah melewati ke tujuh curug tadi Anda dapat melanjutkan petualangan dengan mendaki hutan pinus. Anda dapat menyaksikan keindahan hutan pinus yang sangat alami. Sungguh pengalaman indah yang tak terlupakan. Ajaklah keluarga Anda untuk menyaksikan keindahan Curug Cilember. (PV
)

Selasa, 24 November 2009

Kalisari kebagian Banjir Kecil

Kalisari yang merupakan daerah yang lumayan tinggi di banding daerah-daerah lain di jakarta masih kebagian banjir walau pun tidak besar, tapi bukan berarti bukan sama sekali terbebas dari banjir.

Tahun-tahun sebelumnya beberapa daerah di Kalisari kebagian banjir yang cukup besar yang tentu saja merepotkan warga yang kebagiam jatah.

Di bwah ini beberapa gambar yang menunjukan "kepedulian" warga dalam menghadapi musin hujan.

Tulisan larangan tak mencegah warga untuk membuang sampah seenak udelnya.
Atau mungkin di daerah ini banyak warga yang buta huruf


Sampah menutupi saluran air dan saluran air sejajar dengan jalan raya.



Selasa, 17 November 2009

Nyanyian Rutin Musin Penghujan

Bukan hal yang aneh bahwa Jakarta pasti kebagian banjir tiap tahun. Dan ternyata mukadimah banjir sudah dimulai beberapa hari yang lalu. saya mencoba merekam apa yang terjadi selama musin penghujan ini.

Di bawah ini beberapa gambar yang berhasil saya abadikan di jalan akses menuju perumahan Permata Hijau dari arah kemandoran.



Nekat menerabas bah.

Bergaya di tengah prahara.

Walau kena bencana masih bisa menolong para pengendara yang lewat.

Jumat, 13 November 2009

Mengapa (masih) Gerah setelah Mandi?


Jakarta, Pernahkan Anda merasa panas atau gerah setelah mandi? Jika pernah maka hal ini juga dialami oleh hampir sebagian besar orang di dunia. Kenapa seseorang tidak merasa segar setelah mandi, tapi justru merasa gerah atau panas?

Terkadang orang menjadi gerah karena setelah mandi bukan kesegaran yang didapatnya melainkan panas yang justru membuatnya merasa tidak nyaman. Sebenarnya ada empat pemicu yang membuat seseorang merasa gerah atau panas setelah mandi, seperti dikutip dari Paper Tiger, Jumat (13/11/2009), yaitu:

1. Air yang tertinggal di kulit dan berlanjut ke rambut sehingga membuat tubuh merasa hangat atau panas setelah mandi.
2. Uap yang berasal dari air bergabung dengan temperatur yang ada sehingga meningkatkan kelembaban dan temperatur dari kamar mandi itu sendiri.
3. Menggosok badan dengan handuk kering yang terlalu keras bisa mengakibatkan gesekan sehingga membuat orang merasa panas setelah mandi.
4. Handuk dan pakaian yang digunakan setelah mandi kemungkinan terbuat dari bahan yang terasa gerah atau panas.


Dengan kata lain penyebab tubuh merasa panas atau gerah setelah mandi adalah karena faktor air, ruangan, gesekan yang terjadi dengan kulit serta handuk dan pakaian yang digunakan setelah mandi.

Sebagai solusinya sebaiknya jika ingin menggunakan air hangat, jangan langsung membasuh badan dengan air hangat tapi biarkan tubuh menyesuaikan diri dulu dengan suhu ruangan yang baru setidaknya selama 10 detik. Setelah itu baru mulai membasuh tubuh yang dimulai dengan bagian kaki dan secara bertahap membasuh hingga bagian kepala.

Jika menggunakan air hangat, pastikan saat terakhirnya membilas dengan air dingin hingga tidak ada uap panas yang tersisa di tubuh. Dan juga jangan menggosok badan dengan handuk kering tapi cukup di tepuk-tepuk ringan saja sehingga tidak menimbulkan panas. Dan jangan menggunakan handuk yang tidak bisa menyerap air dengan baik.

Usahakan tidak terlalu lama berada di dalam kamar mandi dan keluar secepat mungkin setelah selesai mandi. Karena kelembaban yang ada di kamar mandi akan membuat seseorang menjadi gerah dan tidak ada salahnya untuk mengeringkan badan di tempat yang lebih terbuka seperti kamar tidur.

Tidak ada salahnya juga untuk menaburkan bedak sebelum meninggalkan kamar mandi, bedak ini bisa berguna untuk menyerap keringat dan menghambat pori-pori tubuh. Selain itu sebaiknya tidak terlalu sering mandi dengan menggunakan air hangat atau panas, karena bisa membuat tubuh menjadi kering dan jika bilasnya tidak benar bisa menyebabkan tubuh berkeringat setelah mandi.

Rabu, 28 Oktober 2009

Gaji Menteri (Memang) Harus Naik

Ketika berita tentang kenaikan gaji menteri baru dibawah presiden SBY marak di surat kabar dan televisi, serta media masa lainnya, dua pendapat bertolak arah saling melukis warna pelangi.

***

Tidak sedikit pihak yang menyayangkan wacana kenaikan gaji tersebut. Mereka meminta para pejabat tinggi negeri ini menunjukkan kinerja yang baik terlebih dahulu. Rencana kenaikan gaji dirasa kurang pantas karena para menteri baru saja dilantik dan belum menunjukkan kinerjanya.

Sebagian lagi ada yang marah karena belum apa-apa mereka sudah akan dapat durian runtuh. Tentu akan lain ceritanya kalau durian runtuh itu menerpa kepala mereka. Harga durian yang “tidak seberapa” menjadi tekor untuk membiayai operasi kepala mereka yang bocor.

Golongan ini kurang lebih, berpendapat, “ Belum tentu mereka becus bekerja, sudah dikasih rejeki nomplok. Itu namanya pupulur memeh mantun!.”

Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengungkapkan pendapatnya dengan sewot, “Tidak punya muka saja kalau mengusulkan kenaikan gaji. Ini sangat melukai hati rakyat.”

Untuk pendapat ini para menteri wajib tersinggung atau merasa difitnah oleh Tulus Abadi karena sudah jelas kok muka mereka menclok di sana. Bahkan tidak tertutup kemungkinan mereka memiliki lebih dari satu muka. Untuk pendapat yang satu ini, bagi saya Tulus Abadi memang sudah keterlaluan.

Lebih ekstrim dia melanjutkan bahwa semua gaji dan tunjangan pejabat tinggi negara seharusnya diturunkan sebagai bentuk empati kepada masyarakat yang kini sedang hidup susah. “Apapun alasannya saya tidak setuju,” cetusnya.

Ini juga pendapat yang tidak masuk akal. Kalau orang-orang pada susah, memang para menteri tidak ada yang susah? Masa orang-orang pada naik, ini kok malah diturunkan. Tidak ada dalilnya kalau gaji menteri itu boleh diturunkan. Memang bendera, bisa di naikan dan diturunkan?

***

Kelompok yang berseberangan pendapat, dengan kepala tegak dan dada membusung, mengkonter argumen-argumen kampungan di atas, “kita ini bangsa besar dengan penghuni negeri terbesar kelima di dunia. Kalau data belum berubah.

Masa gaji pembantu istana negara besar lebih kecil dari sebuah negara kecil dengan jumlah penduduk beberapa gelintir saja! Akan di kemanakan harga diri bangsa besar ini kalau kita kalah dari negeri kecil itu. Mari kita tegakan harga diri kita dengan menaikan gaji para menteri kita.

“Tapi kan di negeri itu pendapatan rakyat nya jauh membumbung dibanding jumlah recehan yang masuk ke kantong tiap penduduk negeri ini!” kata sebuah pendapat mencoba mengingatkan dan ikut ikutan membandingkan.

Ketika mendengar pendapat di atas si pendukung gagah berani befikir sejenak. Kemudian keluarlah argument "cerdas"nya, “Pendapat itu tidak relevan dan tidak parallel dengan topik pembicaraan.

Lebih lanjut tifosi kenaikan gaji menteri itu mamaparkan bahwa dengan gaji para menteri yang begitu “kecil”, bagaimana bisa mereka menelurkan karya dan prestasi besar? Ngomong-ngomong menteri juga bertelur yah?

Nilai tambah kenaikan gaji menteri yang besar adalah kita bisa mengikis praktek korupsi karena para menteri akan bekerja dengan lebih focus tanpa dibebani fikiran urusan dapur.

Bagaimana kalau masih ada yang korupsi? Itu bukan masalah besar karena mereka sedang menyalurkan hobi saja. Jadi kerugiannya pun tidak akan begitu besar. Kalau sudah hobi bagaimana yah? Lagi pula hasil korupsi itu tidak akan lari kemana-mana kok. Pasti akan mereka gunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Anak, bini, suami, paman, bibi, enyak, dan babeh mereka juga rakyat Indonesia yang sah, kan?“

Gitu aja kok repot!”, kata Mas Tur.

Rencana cerdas kenaikan gaji menteri berikut pejabat negara ini juga mendapat persetujuan dari orang nomor satu Indonesia. Beliau memandang hal ini perlu karena selama lima tahun terakhir gaji presiden, wakil presiden dan menteri tidak pernah naik.

“Ini suatu hal yang langka dalam tata kelola pemerintahan kalau diukur secara internasional. Biasanya selalu ada penyesuaian,” kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mereka ulang pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta.

Jadi demi menyetarakan diri dengan dunia international dan diakui secara internasional, kenaikan itu perlu, wajib, dan kudu hukum nya. Bukan begitu Pak Dino?

Ketua DPR RI Marzuki Alie pernah menyatakan, rencana kenaikan gaji menteri tidak harus dicurigai. Apalagi, sudah 5 tahun gaji menteri tidak mengalami kenaikan. Oleh karenanya, lanjut Marzuki, adalah hal yang wajar jika seorang menteri mendapat gaji yang layak mengingat tanggung jawab yang diemban sangat berat.

Dia melanjutkan “Sekarang saya tanya, boleh gak gaji menteri naik. Saya tidak bicara angka tapi sudah lima tahun gaji tidak naik. Gaji pegawai negeri saja setiap tahun naik, inflasi terus terjadi, barang-barang harganya juga terus naik. Jangan juga dibandingkan kerja menteri dengan buruh di pabrik. Kalau kerja sesuai UMR itu hanya sesuai keperluannya, sedangkan menteri bekerja untuk Negara.”

Apakah anda pernah mencurigai? Apakan anda bisa membedakan kerja menteri dengan buruh pabrik? Untuk yang pernah mencurigai, tolong hentikan mulai sekarang. Dan untuk mereka yang tidak mengerti perbedaan kerja menteri dengan buruh pabrik, sekarang sudah waktunya belajar mengerti. Itu berarti termasuk saya karena saya pun nggak pernah tahu kerja menteri itu seperti apa? Lha, wong belum pernah jadi menteri kok. Maaf yah para buruh pabrik, saya cuma mengutip kata-kata ketua DPR yang terhormat saja, lho!

***

Jadi?...

Apa nya yang jadi?...

Tentang kenaikan gaji para menteri dan pejabat Negara itu! Sutuju tidak?

Apakah setuju atau tidak setujunya saya akan mempengaruhi keputusan para pengambil keputusan tentang naik tidak naiknya gaji mereka? Saya tidak yakin suara saya yang tidak mencapai setengah oktaf ini akan sampai ke telinga mereka yang jauh di angkasa sana.

Yang saya yakini adalah betapa pun keras nya suara ocehan kafilah, Si Anjing akan menggong lebih keras sebelum kemudian berlalu.

***

Kesimpulan coretan ini adalah gaji menteri harus naik agar bertambah lah warga negara Indonesia yang lebih kaya. Akan lebih hebat lagi kalau kenaikan gaji para menteri ini diikuti dengan kenaikan gaji anggota DPR. Semakin banyak lah warga negera Indonesia yang bertambah kaya.

Terakhir, walau pun terlambat, saya ucapkan selamat kepada para menteri terpilih semoga harapan kenaikan gaji anda terkabul. Dan untuk sekedar basa basi, saya ucapkan salam untuk sekian puluh juta rakyat miskin, dianggap miskin, atau dibuat miskin oleh orang kaya di seantero negeri tercinta. 

Wahai orang-orang miskin, sudah makan kah anda hari ini?

Rabu, 21 Oktober 2009

TIPS & TRIK- Kiat Memotret dengan Telepon Seluler

Sebuah foto dengan telepon Sony Ericsson K510i berjudul
"Passion at the Right Time but Wrong Place" karya Asep Miftahudin.
Foto ini menjadi salah satu juara lomba memotret dengan HP yang diadakan
Harian Warta Kota akhir tahun lalu.

Memiliki telepon seluler dan sebuah kamera saku sekaligus sudah menjadi hal umum saat ini. Menelepon dan memotret santai (snapping) adalah kegiatan wajar orang modern karena kedua hal itu adalah bagian dari pergaulan yang didukung aneka jejaring sosial dunia maya.


Saat ini, setiap ada kegiatan memotret manusia, hampir pasti ada ujaran ini: ”Buat Facebook ya, buat Facebook...,” untuk menyebut nama sebuah sarana jejaring sosial lewat dunia internet yang sedang sangat populer.


Namun, membawa telepon seluler dan sebuah kamera pasti merepotkan sebagian orang. Pelan tetapi pasti, orang mulai mengandalkan telepon selulernya sekaligus sebagai kamera.


Saat ini banyak telepon seluler yang mutu kameranya sudah setara dengan kamera saku terbaik lima tahun lalu. Telepon seluler dengan kemampuan rekam 8 megapiksel, seperti Nokia N86, sudah mampu menghasilkan gambar yang tajam manakala dicetak sampai berukuran 40 cm x 60 cm.


Dengan kemampuan yang sudah setinggi itu, telepon seluler berkamera jelas sudah merupakan benda pengganti kamera saku. Tetapi, apakah dengan begitu kamera saku akan mati?


Pergeseran fungsi

Kenaikan kelas telepon seluler mengisi celah yang dimiliki kamera saku ternyata disiasati produsen kamera dengan ikut menaikkan kemampuan kamera saku. Saat ini kamera saku kelas atas punya kemampuan melebihi kamera SLR lima tahun lalu. Canon G-10, misalnya, punya kemampuan rekam 14 megapiksel. Bandingkan dengan kamera SLR rata-rata tahun 2004 yang masih berkemampuan sekitar 6 megapiksel.


Selain itu, aneka kamera saku yang ada saat ini sudah punya lensa-lensa bermutu sangat tinggi, selain juga memiliki fitur-fitur filter digital yang fungsional dan mengagumkan.


Kepraktisan telepon seluler bisa dilihat dari beberapa foto di halaman ini, misalnya, kecelakaan lalu lintas yang dipotret sambil mengemudi atau sebuah kecelakaan sangat unik di sekitar Pasar Palmerah. Dengan telepon seluler yang pasti selalu kita bawa, tidak ada peristiwa di depan mata kita yang akan terlewatkan untuk dipotret.


Pahami kemampuannya

Memakai telepon seluler sebagai perangkat kamera tidaklah bisa disamakan dengan memakai benda yang memang didesain sebagai kamera murni. Telepon seluler sampai saat ini masih menjadikan perangkat kameranya sebagai ”bonus”, artinya fungsi-fungsi memotret masih dikalahkan dengan fungsi utamanya sebagai alat telekomunikasi verbal.


Tombol pelepas rana dalam sebuah telepon seluler umumnya tidak terlalu ergonomis. Kalaupun posisinya cukup nyaman bagi jari, ukuran tombol pelepas rana juga terlalu kecil karena harus berkompromi dengan penampilan telepon secara keseluruhan.


Maka, untuk bisa mendayagunakan fungsi kamera dalam sebuah telepon seluler, hal pertama yang harus sangat disadari pengguna adalah memotret dengan telepon seluler harus dengan kiat khusus.


Kiat pertama adalah posisi telepon seluler harus benar-benar diam saat tombol rana ditekan. Goyangan sedikit saja akan membuat gambar yang dihasilkan sangat kabur. Ketidakmampuan menyerap getaran adalah kelemahan utama kamera telepon seluler.


Kiat kedua adalah jangan menekan tombol pelepas rana seketika. Berikan waktu kepada lensa untuk memfokus dulu, baru tekan tombol dalam-dalam. Kalau pada kamera biasa, ada mesin otofokus. Pada telepon seluler pun ada, tetapi kemampuannya jauh lebih kecil karena ukurannya juga jauh lebih kecil.


Kiat ketiga adalah atur agar aktivasi fungsi kamera masuk dalam deret atas menu. Aturlah agar shortcut' fungsi kamera ada pada tombol utama. Tiap kali ingin memotret, Anda bisa dengan cepat melakukannya.


Kemudian, kiat keempat adalah berlatihlah untuk bisa memotret, tetapi dengan gaya seakan menelepon.


Kiat terakhir ini sangat berguna, terutama kalau kita ingin membuat foto tanpa ketahuan orang lain. Bukan untuk maksud jahat, tetapi sering kita harus melakukan hal ini, misalnya untuk memotret orang yang kita curigai.


Kompas beberapa kali mencoba memotret di tempat yang dilarang untuk memotret, seperti di dalam mal besar atau di dalam pabrik tertentu. Tanpa bermaksud jahat, kegiatan pura-pura menelepon selalu bisa mengecoh orang yang ditugaskan untuk mengawasi upaya pemotretan ini.


Sementara kiat terakhir adalah perlakukan telepon seluler Anda dengan sangat baik. Lensa kamera sebuah telepon seluler sering tergores karena pemakainya ceroboh. Pada telepon seluler yang tidak punya tutup lensa, ada baiknya sang pemilik membungkus teleponnya dengan aneka kantong yang mudah didapatkan di gerai-gerai seluler.


Telepon seluler memang bukan pilihan utama dalam fotografi. Namun, pada masa depan, bukan mustahil kemampuan fotografi telepon seluler sudah cukup untuk semua keperluan manusia normal.


Sumber: Kompas cetak

by: ARBAIN RAMBEY

Kamis, 13 Agustus 2009

Ayah Maafkan Aku

















Ayah, maafkan aku…

Maafkan aku jika aku tak mampu menjadi seperti yang kau inginkan

kalimanjaro itu telah kudaki, tapi angin gunung itu tlah menghentikan gerakku

Sahara tlah kucoba lalui, tapi dewa api membakar ubun ubun ku

Kutub utara tlah ku coba jinakan, tapi dinginnya tlah membekukan aliran darah ku

Gelombang samudra itu tlah ku coba taklukan, tapi badai itu terlalu besar untuk dilawan


Ayah, maafkan aku…

Maafkan aku jika aku tak mampu menjadi seperti yang kau inginkan

Sekarang aku bukan apa-apa dan bukan siapa siapa,

Dan mungkin tidak akan jadi apa apa atau siapa siapa

Tak ada yang pantas aku banggakan

Kampung ku hanya tinggal kenangan

Aku menjadi orang asing di tanah yang telah melahirkan ku


Ayah, mungkin kau bermimpi tentang diriku yang menjadi seseorang di tanah kelahiran

Tapi sekarang kampung ku tlah ku tinggalkan,

Tapi aku merindukan masa ke belakang

Tapi aku takan pernah bisa kembali untuk memperbaiki sejarah itu.

Ayah Maafkan aku…